Review Webinar  “National Conference of Islamic Natural Science (NCOINS) 2020”

    Indonesia memiliki banyak ragam dan budaya yang masih terjaga tradisi, adat dan istiadatnya. Banyak juga yang masih belum terekspose secara luas oleh media-media maupun pihak-pihak yang berwenang untuk melestarikannya. Namun di setiap lokal daerah warga penduduk sekitar masih mempertahankan dan melestarikan nya dengan baik. Secara garis besar budaya di indonesia sangat banyak informasi yang bisa didapat, jika kita dapat menggalinya lebih dalam. Misalnya kita mengintegrasikan budaya dengan ilmu pengetahuan alam karena banyak sekali adat dan budaya muncul karena faktor dari lingkungan atau alam itu sendiri. Pada kesempatan kali ini, ada salah satu materi webinar yang akan membahas tuntas, yaitu tentang: 


"Integrating Indonesian CulturalL egacies and Religious Values for Empowering Nationalism Through Science Education for Sustainable Development (SESD)"

Oleh: Ulya Fawaida, M.Pd.

Link materi dowload disini



    Pada diri generasi muda, masih kurangnya rasa nasionalisme yang membuat mereka tidak mengenal budaya lokal pada daerahnya.  Padahal dalam kurikulum sudah jelas bahwa rasa nasionalisme tadi jelas diterapkan. Diantaranya adalah dengan memasukkan mata pelajaran PKN disetiap jenjang sekolah, mulai dari SD sampai SMA. Ditambah dengan kegiatan upacara bendera yang diharapkan mampu meningkatkan nasionalisme peserta didik. Terdapat pula National Education Curiculum Indonesia (NECI), dimana dengan ini diharapkan peserta didik dapat menerapkan pendidikan karakter dengan pendekatan nasionalisme pada diri mereka melalui mata pelajaran yang diberikan.

   Nasionalisme tidak hanya ada pada mata pelajaran PPKN namun ada pada hampir semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPA. Standar pendidikan sains memiliki reorientasi dalam berkontribusi, informatif, serta mengikuti perkembangan zaman. Sains dimasa sekarang bukan hanya sekedar materi yang dipraktekkan, lebih dari itu sains harus dapat meningkatkan literasi siswa. Karena hal itulah yang nantinya mampu mengembangkan pola pikir mereka agar lebih kritis dengan isu-isu di sekitar.

   Orientasi pembangunan yang berkelanjutan tertuang dalam agenda ke 21 yang diselenggarakan oleh UNCED yang sudah diterima sebagai tujuan global dari kebijaksanaan pendidikan. SESD mencakup tiga poin termasuk ekonomi, sosial, dan linkungan.


Tujuan utama SESD, antara lain:

  1. Mampu mengembangkan ekspresi peserta didik dalam berbagai hal atau minat peserta didik.
  2. Berpartisipasi dalam masyarakat untuk melakukan pembangunan yang lebih baik tentunya.
Penerapan SESD, antara lain:
  1. Munculnya budaya Indonesia dan literasi agama.
  2. Pendekatan tekstual dan analisis masalah.
  3. Memperjelas latar belakang sains.
    Tujuan NECI dan SESD harus diselaraskan agar pengintegrasian budaya Indonesia dan nilai-nilai agama bisa disambung pembangunan environment. Namun kenyataanya dalam pembelajaran IPA tidak mengangkat topik yang ada disekitar. Maka dalam pendidikan IPA timbul beberapa masalah antara lain:

  • Pendidikan sains tidak memberikan siswa pandangan yang akurat dan jujur tentang bagaimana IPA dipraktikkan dimasyarakat.
  • Potensi budaya Indonesia yang mengandung nilai religius dalam menghadirkan SESD yang mendorong rasa nasionalisme.
  • Pendidikan IPA tampaknya tidak memadai untuk kebutuhan siswa sebagai warga negara dalam masyarakat demokratis modern.

   Potensi warisan budaya Indonesia menyampaikan nilai religi dalam SESD, yang awalnya proses transfer ilmu masih tradisional antara guru dan murid saja. Namun, dalam perkembangannya tidak hanya menstranfer ilmu saja tapi juga bisa melakukan praktikum. Pada nilai-nilai nasionalisme buda yang dapat kita ambil yaitu:
  1. Menghargai jasa para pahlawan
  2. Rasa bangga dengan budaya beragam
  3. Mengutamakan kepentingan umum
  4. Menerima pluralitas
  5. Cinta tanah air
  6. Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Contohnya: Panglima Laot di Aceh, Sasi di Maluku, Awig-awig di Nusa Tenggara Barat dan Bali, Petri Tuk Babon di Boyolali dan lain sebagainya. Budaya-budaya ini mengajarkan kita bagaimana menjaga sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Dalam hal agama, juga ada dalam surat Ar-Rum [30:41] tentang kelestarian. 

   Kesimpulan pada materi tersebut dapat kita simpulkan bahwa "Pendidikan IPA tetrahedral" dapat menjadi metafora yang tepat untuk menggambarkan apa yang kita hargai dalam pendidikan IPA, menyoroti elemen manusia dengan menempatkan penekanan baru pada dua dimensi pembelajaran IPA yaitu tentang Kaya pertimbangan ekonomi, politik, lingkungan, budaya, sosial, sejarah dan filosofis, terjalin ke dalam pemahaman kita tentang konsep manusia sains, serta penekanan pada pembelajaran manusia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATERI PERUBAHAN IKLIM KELAS VII SMP / MTs SEMESTER GENAP